1. SWR Meter
Pada
saluran transmisi selain gelombang datang mengalir pula gelombang yang
memantul kembali ke transmiter. Gelombang datang arahnya dari sumber ke
beban (dari pemancar ke antena) sedangkan gelombang pantul dari arah
yang sebaliknya (dari antena ke pemancar). Untuk mengukur daya
gelombang-gelombang tersebut diperlukan Power Meter. Biasanya pada Power
Meter terdapat dua skala, satu untuk daya datang dan satu lagi untuk
daya pantul, skala untuk daya pantul lebih kecil dari skala daya datang.
SWR
Meter (Standing Wave Ratio Meter – pengukur perbandingan gelombang
tegak) digunakan untuk mengukur perbandingan gelombang datang dan
gelombang pantul. Dengan kata lain SWR Meter digunakan untuk mengukur
seberapa match sebuah sumber signal frekwensi yang dipancarkan melalui
saluran transmisi dengan akhir pelepasan pada antena. Prinsip kerja SWR
Meter didasari Power Meter. Jika pada suatu pengukuran hanya terdapat
Power Meter maka SWR dapat dihitung dari daya datang.
Untuk
keadaan yang tidak match akan didapatkan SWR > 1. Untuk keadaan yang
paling buruk dimana semua daya datang dipantulkan kembali (Pf = Pr)
akan didapatkan SWR = tak terhingga.
Kesimpulan
tersebut menjelaskan bahwa pancaran signal akan optimal bila impedensi
pada saluran transmisi dan antena sebagai beban mempunyai impedensi yang
sama sesuai dengan yang dibutuhkan oleh transmiter, dan juga berarti
transmiter akan bekerja lebih ringan karena tidak menerima gelombang
pantul dari frekwensi yang dipancarkan.
2. Dummy Load
Agar
daya yang dipancarkan dari alat pemancar menghasilkan daya yang
optimal, impedansi output dari penguat daya tingkat akhir harus sama
dengan impedansi saluran transmisi dan impedansi antena. Untuk itu
diperlukan penalaan untuk menyamakan impedansi pada saluran transmisi
dalam hal ini adalah kabel coax agar dapat nilai impedansi yang sama
sesuai frekwensi yang dipancarkan pada transmiter.
Impedansi
dari antena sangat tergantung pada frekuensi. Sedangkan impendasi dari
saluran transmisi tergantung dari kelipatan lamda yang didapat sesuai
dengan impedansi dari panjang saluran transmisi tersebut. Sehingga
antena dan saluran transmisi tidak dapat dipakai sebagai acuan untuk
menala impedensi. Sebagai gantinya diperlukan sebuah beban yang
diketahui impedansinya dengan pasti sebagai acuan (Dummy Load), yang
harus bebas dari pengaruh frekuensi dan dapat menangani pembuangan daya
yang besar (merubah semua daya datang menjadi panas). Impedansi Dummy
Load umumnya 50 atau 75 Ohm. Resistor terpengaruh frekuensi, meskipun
pada kenyataannya resistor tidak hanya bersifat resistif tetapi
mempunyai sifat induktif dan kapasitif parasit meskipun kecil.
Dummy
Load dapat dibuat sendiri dengan memasang paralel beberapa resistor
sehingga didapatkan resistansi dan daya yang diinginkan. Resistor
keramik banyak dipakai untuk membuat dummy load. Resistor keramik
harganya lebih murah dan mempunyai daya tahan terhadap panas cukup baik
serta bisa didapatkan dengan daya lebih besar.
Memparalel
beberapa resistor, selain untuk mendapatkan daya besar, dimaksud pula
memperkecil induktansi liar dari resistor-resistor tersebut. Sebagai
contoh dapat dipakai resistor keramik 300 Ohm sebanyak 6 buah dengan
watt sesuai kebutuhan yang dihubungkan secara paralel, untuk mendapatkan
Dummy Load dengan impedansi 50 Ohm dan watt sesuai kelipatan 6 dari
daya resistor tersebut.
3. Frekuensi Counter
Frekuensi Counter adalah sebuah alat untuk mengetahui besarnya frekuensi dari sebuah sinyal frekuensi. Frekuensi
Counter sifatnya menerima induksi pancaran frekwensi dan mengkonversi
dan menampilkan pada display digital, ini merupakan alat pengukur bila
ingin mendapat hasil pengukuran yang presisi dari frekwensi aktual yg
dipancarkan dari alat pemancar.
4. Antena
Antena
pada prinsipnya adalah transformator antara gelombang transmisi ke
ruang bebas atau sebaliknya sehingga mempunyai dua fungsi sebagai
pemancar dan penerima gelombang frekuensi dan merupakan bagian vital
dari suatu pemancar dan penerima untuk menyalurkan sinyal radio dari dan
ke udara.
Adapun
fungsi antena untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal
elektromagnetik dan meradiasikannya ke udara/ruang bebas dan sebaliknya,
banyak dijumpai antena yang melakukan kedua fungsi tersebut sekaligus.
Bentuk
antena bermacam-macam sesuai desain, pola penyebaran, frekuensi dan
gain. Panjang antena antena secara efektif adalah panjang gelombang
frekuensi radio yang dipancarkan, antena setengah gelombang sangat
populer karena mudah dibuat dan mampu pemancarkan gelombang radio secara
efektif.
Antena berdasarkan bentuknya secara umum dibedakan antara lain: Parabola, Yagi, helix, dipole, loop dan omnidirectional.
Antena parabola
merupakan antena yang berbentuk parabola, pancaran sinyal akan
dikonsentrasikan pada titik tengah antenna. Antenna parabola biasanya
didesain untuk Frekuensi Ultra Tinggi UHF, penerima siaran TV Satelit
dan transmisi gelombang mikro.
Antena Yagi
adalah salah satu antena radio yang bersifat direksional yaitu menambah
gain hanya pada salah satu arah. Sisi antena yang berada di belakang
reflektor memiliki gain yang lebih kecil daripada di depan director.
Bagian dari antena Yagi terdiri dari: Driven: adalah catu
dari kabel antena biasanya panjang fisik driven adalah setengah panjang
gelombang yang dipancarkan atau diterima. Reflektor:
bagian belakang antena yang berfungsi sebagai pemantul sinyal dengan
panjang lebih panjan daripada driven biasanya 0,55 lamda (panjang
gelombang). Director adalah pengarah antena ukurannya sedikit lebih
pendek daripada driven. Penambahan batang director akan menambah gain
antena dan membuat pola pengarahan lebih sempit.Boom: bagian dari
tempatnya driven, reflektor dan director, boom berbentuk batang
sepanjang antena tersebut.Antena Yagi mempunyak jarak antar elemen.
Jarak umumnya sama, yaitu 0,1 lamda dari frekuensi.
Antena Helix
atau helical adalah antena yang terdiri dari kawat konduktor yang
dililitkan pada media penyangga berbentuk helix. Khusus untuk frekuensi
di kisaran 2-5 GHz desain ini sangat mudah, dan praktis. Untuk frekuensi
sekitar 2,4 GHz dapat digunakan untuk packet radio kecepatan tinggi dan
satelit amatir
Antena dipole
adalah antena radio praktis yang dibuat sederhana, bisa dibuat dengan
bahan logam atau kawat dengan feed dan didorong oleh elemen yang tediri
dari dua konductor dengan gap kecil diantara kedua elemen dengan panjang
bentangan masing-masing ½ lamda.
Antena loop
merupakan salah satu tipe antena yang memiliki konstruksi sederhana
tetapi tetap mempunyai kemampuan yang tinggi. Salah satu aplikasi antena
loop adalah dipergunakan pada telepon genggam dengan frekuensi 900 MHz.
Pola radiasi antena loop yang terletak pada bidang X -Y mempunyai nilai
minimal pada bidang yang tegak lurus dengan bidang datar dan nilai
maksimal pada bidang datar antena. Sebuah antena loop antena radio terdiri dari sebuah loop (atau loop) dari kawat, pipa, atau konduktor listrik lain dengan ujung-ujungnya terhubung ke saluran transmisi seimbang. Di deskripsi fisik ada dua desain antena yang sangat berbeda: lingkaran kecil (atau loop magnetik) dengan ukuran jauh lebih kecil dari panjang gelombang, dan antena loop resonan dengan lingkaran kurang lebih sama dengan panjang gelombang. Loop kecil memiliki efisiensi yang buruk dan terutama digunakan sebagai antena penerima pada frekuensi rendah. Kecuali untuk radio mobil, hampir setiap siaran AM penerima dijual memiliki seperti antena yang dibangun di dalamnya atau langsung melekat padanya. Antena ini juga digunakan untuk penemuan radio pengarah. Sebuah loop kecil, juga dikenal sebagai loop magnetik, yang memiliki lingkar sepersepuluh dari panjang gelombang atau kurang. Hal ini diperlukan untuk memastikan putaran distribusi arus konstan loop. Loop antena yang lebih besar. Mereka biasanya digunakan pada frekuensi yang lebih tinggi, terutama VHF dan UHF, Mereka dapat dilihat sebagai bentuk dipole dilipat dan memiliki karakteristik yang agak sama. Efisiensi radiasi juga tinggi dan mirip dengan sebuah dipole.
Antena Omnidirectional.
Ini adalah antena yang umum digunakan oleh pemancar radio komunikasi
dua arah dan access point 2,4 GHz karena sifat dari radiasinya yang
menyebar berbentuk polarisasi 360 derajat dengan sinyal yang merata,
Khusus untuk komunikasi dua arah untuk
menghasilkan cakupan area yang luas, gain dari antena omnidirectional
harus memfokuskan dayanya secara horizontal (mendatar,dengan mengabaikan
pola pemancaran ke atas dan ke bawah,sehingga antena dapat di letakan
di tengah-tengah base station. Dengan demikian keuntungan dari antena
jenis ini adalah dapat melayani jumlah pengguna yang lebih banyak.
Namun kesulitannya adalah pada pengalokasian frequensi untuk tidak
terjadi interferensi. Antena jenis ini biasanya di gunakan pada lingkup
yang mempunyai base station terbatas dan cenderung untuk posisi
pelanggan yang melebar. Ada banyak bentuk antena ini dengan beragam keunggulan dan kemampuan penguatan.





0 Komentar